بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Teks Kursor

Minggu, 14 Juli 2013

Kehamilan


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial, budaya dan ekonomi.

1.       Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Kehamilan
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.  Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
         Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya. 

         Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.

         Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.

         Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.

         Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar.

         Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun.  

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.

a.       Status kesehatan
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil yaitu:
1)       Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah hyperemesis gravidarum, preeklampsia / eklampsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum, dan gemeli.

2)       Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kehamilan ini adalah:

         Penyakit atau kelainan alat kandungan, varises vulva, kelainan bawaan, edema vulva, hematoma vulva, peradangan, gonorea, trikominisiasis vaginalis, kandidiasis, amoebasisi, DM, bartholinitis, kista bartholini, kondiloma akuminata, fistula vagina, kista vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, prolapsus uteri, tumor uteri, mioma uteri, karsinoma servik, karsinoma korpus uteri, dan lain-lain.

         Penyakit kardiovaskular misalnya peyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral isufisisensi, jantung rematik, endokarditis.

         Penyakit darah misal, anemia dalam kehamilan, leukemia, penyakit hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan darah, purpura trombositopeni, hipofibrinogenemia, iso-imunisasieri-troblastosisfetalis.

         Penyakit saluran nafas misalnya,influenza,bronchitis, pneumoni, asma bronkiale, TB paru.

         Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia, appendiksitis, colitis, megakolon, tumor usus, hemorroid dan lain-lain 

         Penyakit hepar dan pancreas

         Penyakit ginjal dan saluran kemih 

         Penyakit endokrin
         Penyakit saraf

         Penyakit menular misalnya, penyakit akibat hubungan seksual, campak, parotitis,malaria dan lain-lain.

Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, anemia berat partus prematurus, asfiksia neonaturum, shock dan perdarahan. Pemahaman mengenai penyakit- penyakit tersebut akan menjadi dasar identifikasi faktor resiko sehingga mampu melakukan deteksi. Proses pengkajian data dan anamnese sangat perlu dalam menggali komponen-komponen penyakit yang menyertai kehamilan.

b.       Status gizi
Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

C.  Gaya Hidup
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh para wanita pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari, keletihan, sakit punggung dan gangguan pencernaan
v  Substance abuse
Adalah prilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil, termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu hamil.
1)         Penggunaan obat-obat selama hamil
2)         Merokok
3)         Alkohol dan caffeine
4)         Hamil dengan ketergantungan obat atau penggunaan NAPZA
5)         Sinar rontgen atau radiasi
 
v  Perokok
Merokok adalah perilaku yang merugikan dan membahayakan bagi ibu hamil. Ibu hamil yang perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir.
Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah:
a)       Bagi janin
         BBLR
         Persalinan preterm
         Kematian perinatal.
         Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin dan peningktan denyut jantung janin.
b)       Bagi ibu
         Penyakit paru
         Jantung
         Hipertensi
         Kanker dan lain-lain.

     Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang penting untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang bahaya merokok. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus mendukung upaya untuk menghentikan merokok melalui kegiatan
a)       Antenatal care
b)       Kelas antenatal bagi perokok
c)       Mengurangi periklanan tentang rokok
d)       Area bebas rokok
e)       Mengembangkan dan mendukung kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok di institusi atau tempat kerja masing-masing.

v  Hamil diluar nikah
       Kehamilan di luar nikah dan Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang dikarenakan seks pra nikah atau seks bebas. Selain itu juga bisa terjadi pada ibu dengan status marital atau pasangan suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini dikarenakan oleh kegagalan alat kontrasepsi.
     Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah:
a)       Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya, menitipkan anak ke oaring alin atau panti asuhan.
b)       Berusaha melakukan aborsi atau bunuh diri.
c)       Melakukan pekerjaan seorang ibu walau dengan keterpaksaan.

Pada kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan bila dipertahankan kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila pasanagan tidak mau menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi perkawinan bermasalah dengan beban perasaan tidak nyaman, stress, dihantui rasa malu, rendah diri,merasa bersalah atau berdosa, dpresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Dalam hal ini peran bidan juga diperlukan unutk membantu memberikan penyuluhan tentang seks kepada masyarakat khususnya para remaja agar terhindar dari seks bebas. Selain itu bidan juga harus memberikan konseling pada pasangan usia subur untuk memilih alat kontrasepsi yang aman dan nyaman. Dengan demikian masalah hamil di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan tidak lagi terjadi.

v  Kehamilan yang tidak diharapkan
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami para remaja yang dikarenakan sex pranikah, atu sex bebas, juga dapat terjadi pada kasus ibu marital atau pasangan suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini biasanya dikarenakan kegagalan alat kontrasepsi.

2. Faktor Psikologis
             Stressor adalah stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik. 
a.  Stressor internal
          Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan, persalinan, kehilangan pekerjaan.

b.   Stressor eksternal
          Status marital, mal adaptasi, relationship, kasih sayang, support mental dan brokenhome.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
c. Dukungan keluarga
           Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas. Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil yang cenderung lebih labil dari pada wanita yang tidak hamil memerlukan banyak dukungan dari keluarga terutama suami. Misalnya pada kasus penentuan jenis kelamin dimana keluarga menginginkan jenis kelamin tertentu ibu hamil tersebut akan merasa cemas jika nantinya anaknya lahir dengan jenis kelamin yang tidak sesuai dengan harapan atau mengalami kecacatan fisik dan mental. Keluarga juga harus membantu dan mendampingi ibu dalam mengahdapi keluhan yang muncuk selama kehamilan agar ibu tidak merasa sendirian. Kecemasan ibu yang berlanjut akan mempengaruhi ibu dalam hal nafsu makan yang menurun, kelemahan fisik, mual muntah yang berlebihan.

d.Substansi Abuse
Wanita yang memakai obat – obatan tetap memprioritaskan lagar dunia mereka tetap aman. Mereka merahasiakannya, mengurangi jumlah pemakaiannya, dan mengambil sikap agresif terutama bila mereka memandang tenaga kesehatan sebagai penghambat. Jika ibu tetap menggunakan obat – obatan setelah bayi lahir, resiko pada bayi akan berlanjut. Bukan saja bayi lahir rentan secara biologis, tetapi mereka juga harus menghadapi ibu yang memeiliki masalah kesehatan dan emosional. Wanita ini dicurigai tidak mampu memelihara hubungan dan mungkin tidak mampu merespons terhadap kebutuhan bayi, terutama jika mereka menerima bayi yang secara medis rapuh setelah dirawat dirumah sakit dalam jangka waktu lama.

Banyak wanita, yang secara kimiawi kecanduan merasa bersalah karena menggunakan obat-obatan dan takut kalau bayi mereka akan diambil. Dengan persepsi yang mereka miliki bahwa dengan pemakaian obat dan alkohol pada wanita hamil dapat mengubah kehidupan mereka. Hal ini berarti memberi suatu kehidupan yang utuh kepada ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan perkembangan, retardasi, atau bahkan kematian.

e. Kekerasan Oleh Pasangan ( PARTNER ABUSE )
          Hasil penelitian korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita  yang telah  bersuami. Setiap  kekerasan harus diwaspadai petugas kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi membahayakan ibu dan janinya. Efek psikologisnya yang muncul adalah gangguan yasa nyaman dan aman pada pasien , sewaktu –waktu pasien yang akan mengalami perasaan terancam yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janinya.

          Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun sexual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Di USG kekerasan yang terjadi sekitar 7 – 11 % dari wanita yang hamil. Efek kekerasan pada ibu hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak langsung, yang langsung antara lain: trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan bayinya misalnya solutio plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri dan perdarahan. Sedangkan efek yang tidak langsung adalah reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi merokok serta meminum alkohol.

Bullock & Mc. Failane (1989), menemukan privalensi yang meningkat bayi dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan wanita hamil yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah, umur yang terhitung masih muda dan hamil diluar nikah.

3. Faktor Lingkungan,Sosial,Budaya, dan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat. 

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik. 

Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman. 

*      Kebiasaan Adat Istiadat
     Mengenai mitos atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu. Contoh : ada mitos mitoni, tidak boleh makan makanan yang berbau amis, tidak boleh mempersiapkan keperluan untuk persalinan dan bayi, minum air putih dan sebagainya. Mitos yang mendukung asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang nembahayakan dalan asuhan kehamilan semestinya kita cegah dengan memberikan konseling dan pendidikan kesehatan yang tepat pada ibu hamil.

          Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam kelangsungan kehidupan manusia, namun berbagai kelompok masyarakat denagn kebudayaannya diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan respon dalam mengahadapinya. Proses pembentukan janin hingga kelahiran bayi serta pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan ibunya perlu dilihat dalam aspek biopsikokulturalnya sebagai suatu kesatuan bukan hanya dilihat semata dari aspek biologis dan fisiologisnya.

Tiap perpindahan dari satu tahapan lkehidupan kepada tahapan kehidupan yang lainnya merupakan suatu masa krisis yang gawat atau membahayakan baik bersifat nyata ataupun tidak nyata sehingga diadakan serangkaian upacara bagi wanita hamil untuk mencari keselamatan bagi diri wanita serta bayinya. Contoh diJawa : ada mitoni, procotan dan brokohan, sepasaran, selapanan.
Berbagai kebudayaan percaya akan hubungan asosiatif antara suatu bahan makanan menurut bentuk atas sifatnya dengan akibat buruk yang ditimbulkannya sehingga menimbulkan kepercayaan untuk memantang jenis makanan yang dianggap dapat membahayakan kondisi ibu atau janin yang dikandungnya.

*      Fasilitas Kesehatan
     Fasilitas kesehatan berkaitan dengan sistem penggunaan pelayanan kesehatan. Tipe-tipe penggunaan pelayanan kesehatan dibawah ini terdiri dari :
·         Model demografi (kependudukan)
Indikator psikologis yang berbeda umur, seks, status perkawinan dan besar keluarga

·         Model struktur sosial
Adalah pendidikan, pekerjaan dan suku bangsa. Suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, yang berbeda-beda mempunyai kecenderungan yang tidak sama terhadap kesehatan mereka

·         Model sosio psikologis
Yang dipakai sebagai ukuran adalah sikap dan keyakinan individu, misalnya : ditandai kegagalan seseorang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang dilakukan oleh provider

·         Model sumber keluarga
Ukuran yang dipakai adalah pendapatan keluarga, cakupan asuransi keluarga sebagai anggota kesehatan dan pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga

·         Model sumber daya masyarakat
Ukuran yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-sumber didalam masyarakat, dan keterapaian dari pelayanan kesehatan yang tersedia dan sumber-sumber didalam masyarakat

·         Model-model organism
Dalam model ini yang digunakan adalah :
·         Gaya (style) praktek pengobatan (sendiri atau kelompok)
·         Sifat dari pelayanan tersebut (membayar langsung atau tidak)
·         Letak dari pelayanan kesehatan (tempat pribadi, RS, klinik)
·         Petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter, perawat, bidan dan lain-lain)

*      Ekonomi
     Ekonomi menjadi salah satu factor penentu dalam proses kehamilan yang sehat, keluarga dengan ekonomi cukup dapat memeriksakan kehamilanya secara rutin , merencanakan persalinan ditenga kesehatan dan melakukan persiapan lainya dengan baik. Dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal.

Aspek finansial ini dapat menjadi masalah jika misalnya ibu hamil yang suaminya belum bekerja, berhenti bekerja atau denagn penghasilan kurang mungkin juga ibu harus tinggal dirumah kontrakan yang murah dan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap penyakit.

Untuk menghemat pengeluaran terkadang wanita tersebut tidak dapat mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi yaitu kaya akan protein, kalsium atau mineral yang lain yang dibutuhkannya dan ibu juga harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga sehingga menyebabkan waktu istirahatnya  berkurang, tidak ada waktu dan biaya untuk memeriksakan kehamilannya

  Kesimpulan
Dalam kehamilan ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, psikologis dan faktor lingkungan, sosial, budaya serta ekonomi

a.       Faktor Fisik
Wanita hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada sistem tubuhnya.  Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan dengan fisik pada ibu hamil, diantaranya:
·         Status kesehatan
·         Status gizi
·         Gaya hidup

b.      Faktor Psikologi
Perubahan- perubahan psikis pada wanita selama kehamilan, diantaranya :
·         Stressor
·         Support keluarga
·         Substance abuse
·         Partner abuse

c.       Faktor Lingkungan
Faktor ini memengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi yang akan memengaruhi keadaan wanita hamil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar