بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Teks Kursor

Jumat, 12 Juli 2013

Hernia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
              Penyakit Hernia pada anak tetap merupakan problem kesehatan uang tidak bisa lepas dari problem social. Banyak orang tua membawa anaknya dengan tonkolan dilipat paha kemudian dibawa ke dukun sebelum ke rumah sakit atau ke dokter. Ada pula sebagian masyarakat yang merasa malu bila anak mereka diketahui orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang kadang kala memperlambat penanganan penyakit dan khususnya hernia. Problem kedokteran yang penting adalah bagaimana mengurangi frekuensi timbilnya hernia inguinalis lateralis.
              Di Indonesia diperkirakan 102 ribu anak menderita penyakit hernia. Untuk data dijawa tengah, mayoritas usia penderita selama Januari – Desember 2007 berkisar antara 2 – 5 tahun, dengan rincian umur kurang dari 1 tahun sebanyak 51 – 211 penderita, dan umur 5 tahun berkisar antara 150.214 penderita. Oleh karena itu dalam mengatasi masalah tersebut, disinilah konsep asuhan keperawatan kita terapkan untuk meningkatkan kesehatan anak, sebagai salah satu masalah yang ditemukan pada anak adalah masalah bedah dari berbagai jenis tersebut salah satunya adalah kasusu hernia yang memerlukan tindakan pembedahan, dimana menurut data RSCM pada 3 bulan terakhir dari 108 pasien dengan persentase (8%) dibandingkan dengan persentase penyakit bedah lainnya
 
1.2.1        Ruang Lingkup Masalah
1)      Defenisi
2)      Etiologi
3)      Manifestasi Klinis
4)      Pemeriksaan
5)      Pengobatan
6)      Penatalaksanaan

1.2.2        Tujuan Penelitian
a.       Agar kita dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala penyakit hernia
b.      Untuk mengetahui sebab dan factor pencetusnya
c.       Dapat mengetahui cara-cara penanganan penyakit hernia
d.      Dapat menerapkan penanganan hernia pada sebuah kasusu hernia yang pernah ditemukan di rumah sakit.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1         Konsep Dasar Medis
2.1.1             Defenisi
         Hernia atau yang lebih dikenal denagn turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buha zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia memang kebanyakan laki-laki, terutamna anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.
         Berasal dari bahasa latin, hernia, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
         Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebig disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring denagn turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya yang tinggi dalam rongga perut dank arena usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut. 
          Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal di daerah perkotaan yang notabene yang penuh dengan aktivitas mauoun kesibukan dimana aktifitas tersebut membutuhkan stamina yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghampirinya.
2.1.2             Etiologi
         Hernia yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah akan membentuk suatu kantong dengan kantong berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
2.1.3    Patofisiologi
a.       Umbilical / para – umbilical
b.      Inguinal (direk dan indirek)
c.       Femoral
d.      Insisional
2.1.3. Manifestasi Klinis
         Sebenarnbya sudah banyak masyarakat yang tahu tentang gejala awal penyakit hernia, namun seringkali tidak menyadarinya. Pada awalnya, gejala yang dirasakan oleh penderita adalah berupa keluhan benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan dan keluhan nyeri itu akan hilang bila penderita berbaring.
         Gejala klinis yang bisa muncul tak berbeda dari penyakit-penyakit pada umumnya, seperti mual muntah, susah makan, dan tubuh demam. Lantaran itulah Cosmas mengimbau orang tua agar segera membawa bayinya ke dokter saat melihat gejala-gejala tadi, agar diagnose penyakit si kecil dapat segera ditegakkan.
         Gejala khususnya muncul berdasarkan berat-ringan hernia
1.      Responsible : Benjolan di daerah lipat paha atau umbilicus tampak keluar masuk (kadang-kadang terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan ini membedakan hernia dari tumor yang umumnya menetap. Ini adalah tanda yang paling sederhana dan ringan yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bisa dilihat secara kasat mata dan diraba, bagian lipat paha dan umbilicus akan terasa besar sebelah. Sedangkan pada bayi wanita, seringkali ditemukan bahwa labianya besar sebelah. Labia adalah bagian terluar dari alat kelamin perempuan.
2.      Irreponible : benjolan yang ada sudah menetap, baik dilipat paha maupun di daerah pusat. Pada hernia inguinalis misalnya, air atau usus atau omentum (penggantungan usus) masuk ke dalam rongga yang terbuka kemudian terjepit dan tidak bisa keluar lagi. Di fase ini, meskipun benjolan sudah lebih menetap tapu belum ada tanda-tanda perubahan klinis pada anak.
3.      Incarcerate : benjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis bayi pun mulai berubah dengan munculnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.
4.      Strangulate : ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh darah sudah terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerate, gejala lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah. Sebagai akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat mengancam nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena merasakan nyeri yang luar biasa.

2.1.3             Pemeriksaan
         Pemeriksaan umum yaitu pasien datang dengan benjolan di tempat lokasi hernia. Pemeriksaan ginekologi yaitu mendatarkan garis-garis kulit di lipatan paha dan 10 kali lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
         Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis hernia. Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT SCAN, maupun MRI dapat dikerjakan guna melihat lebih lanjut keterlibatan organ-organ yang “terperangkap” dalam kantung hernia tersebut. Pemeriksaan dapat dilakukan untuk kepentingan operasi.

2.1.4        Pengobatan
         Sebenarnya tidak semua hernia harus dioperasi. Bila jaringan hernia masih dapat dimasukkan kembali, maka tindakannya adalah hanya menggunakan penyangga atau korset untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada anak-anak atau bayi, reposisi spontan dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastic. Bila sudah tidak dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan yang ahrus dilakukan adalah melalui operasi.

2.1.5             Penatalaksanaan
         Penatalaksanaan hernia dibagi menjadi 2, konservatif dan operatif. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan pengembalian posisi (dengan cara mendorong masuk tonjolan yang ada secara manual) dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pengurangan hernia secara non-operatif dapat segera dilakukan dengan berbaring, posisi pinggang ditinggikan, lalu diberikan analgetik (penghilang rasa sakit) dan sedative (penenang) yang cukup untuk memberikan relaksasi otot. Perbaikan hernia terjadi jika benjolan berkurang dan tidak terdapat tanda-tanda klinis strangulasi.
         Penggunaan bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Hal ini biasanya dipilih jika kita menolak dilakukan perbaikan secara operasi atau terdapat kontraindikasi terhadap operasi. Cara ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi (pengecilan) testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis. Penggunaan penyangga tidak menyembuhkan hernia. Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis tang strangulasi. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.
         Banyak pasien hernia inguinal yang memiliki gejala minimal. Menurut sebuah penelitian pada pasien ini observasi dapat menjadi pilihan yang baik, karena pasien dengan gejala minimal jarang menyebabkan komplikasi akut. Penundaan operasi hingga gejala memberat dinyatakan aman.
         Jika kita ingin berhasil dalam menangani hernia, ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah penanganan semua factor resiko yang telah disebutkan diatas, dan kedua adalah celah yang ada siperbaiki secara maksimal. Namun, walaupun telah dilakukan operasi, hernia dapat timbul kembali (rekuren).
 Hernia yang berulang dalam hitungan  bulan atau tahun biasanya menandakan perbaikan yang tidak sempurna, seperti kegagalan dalam menutup celah pada dinding perut. Rekurensi dalam 2 tahun lebih biasanya terjadi akibat perlemahan dinding perut kita sendiri. Sedangkan rekurensi berulang setelah perbaikan yang benar dan dilakukan oleh dokter bedah berpengalaman biasanya terjadi akibat kelainan pada pembentukan kolagen pada tubuh kita sendiri. Penatalaksanaan pasien dengan hernia rekuren dilakukan dengan menggunakan prostetik material, karena pada berbagai penelitian terbukti sukses mengurangi rekurensi, mengurangi biaya operasi, mengurangi waktu perawatan dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Selain ini juga dapat mengurangi nyeri pasca operasi.
         Operasi hernia dapat dilakukan secara laparoskopi (semi tertutup). Menurut beberapa penelitian dinyatakan metoe ini memiliki hasil yang lebih baik daripada opersi anterior konvensional (terbuka). Penelitian menyatakan bahwa perbaikan hernia inguinal secara laparoslopi lebih nyaman (pasien mengalami nyeri pre dan post operatif yang lebih rendah) dibandingkan operasi terbuka dan pemulihan pasien lebih cepat. Selain itu angka rekurensi pada metode laparoskopi lebih rendah daripada pasien yang menjalani operasi anteriot konvensional. Namun kekurangannya ialah waktu operasi yang sedikit lebih panjang, penggunaan anastesi umum dan baiya yang lebih mahal.

2.2         Konsep Dasar Keperawatan / Kebidanan
2.2.1             Pengkajian
1)        Biodata
Nama                          : Tn. D
Jenis Kelamin             : laki-laki
Umur                          : 3 tahun
Diagnose                     : hernia

2)        Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan keluarga          : tidak ada
Riwayat kesehatan saat ini            : hernia
Kondisi kesehatan saat ini             : kurang baik

2.2.2             Diagnosa keperawatan / Kebidanan
         Gejala yang dirasakan oleh penderita adalah berupa keluhan benjolan di lipatan paha. Timbul bila berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan dan keluhan nyeri itu akan hilang bila penderita berbaring. Awalnya terasa nyeri karena isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Penderita merasakan nyeri yang hebat.
2.2.3             Tujuan atau Hasil yang Diharapkan
-          Rasa nyerinya hilang dapat diatasi berkurang sampai hilang
-          Rasa tidak nyaman dapat berkurang
-          Kaji tigkat nyeri klien ; untuk mengetahui tingkat nyeri dan tindakan apa saja yang akan dilakukan selanjutnya
-          Ciptakan lingkungan yang nyaman : dengan menciptakan lingkungan yang nyaman akan dapat mengurangi rasa nyeri klien.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1       Pengkajian
            Ruang              : kamar I
            Nama               : Tn. D
            Umur               : 3 tahun
            Alamat                        : Jl. D. Sundoro
            Dx                   : Hernia
            K/U                 : Nyeri
            Suku                : Jawa
            Agama             : Islam
            Pendidikan      : SMU
            Pekerjaan         : Wiraswasta

3.2       Diagnosa
            Mengalamai Hernia
3.3.      Intervensi
            -     Kaji tingkat nyeri klien untuk mengetahui tingkat nyeri dan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
            -     Ciptakan lingkungan yang nyaman dengan menciptakan lingkungan yang nyaman akan mengurangi rasa nyeri pasien.
3.4       Implementasi
            Bagian terpenting dari  pengobatan adalah :
1.      Mengkaji tingkat nyeri klien agar kita mengetahui tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
2.      Melakukan kolaborasi dengan tim medis akan membantu di dalam pengobatan.
3.      Mengkaji rasa ketidaknyamanan pasien agar mengetahui apa penyebabnya.
3.5              Evaluasi
a.       Sudah dilakukan vital sign pada pasien.
b.      Sudah melakukan kolaborasi dengan tim medis dan membentu di dalam pengobatan.

                                                                        BAB IV
PEMBAHASAN
            Sebenarnya sudah banyak masyarakat yang tahu tentang  gejala awal penyakit hernia, namun seringkali tidak menyadarinya. Pada walnya, gejala yang dirasakan oleh penderita adalah berupa keluhan benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan dan keluhan nyeri itu akan hilang bila penderita berbaring.
            Hernia dapat berbahaya bila sudah trjadi jepitan ini hernia oleh cincin hernia. Pembuuh darah di daerah tersebut lama-kelamaan akan mati dan akan terjadi penimbunan racun. Jika dibiarkan terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh daerah perut sehingga dapat menyebabkan terjadninya infeksi di dalam tubuh.
            Sebenarnya tidak semua hernia harus dioperasi. Bila jaringan hernia masih dapat dimasukkan kembali, maka tindakannya adalah hanya menggunakan penyangga atau korset untuk mempertahankan isi hernia yang telah dioperasi. Pada anak-anak atau bayi, reposisi dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastic. Bila sudah tidak dapat dioperasi, maka satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah melalui operasi.
            Dari kasus yang ditemukan saat ini, penderita mengalami hernia dan tidak perlu melakukan operasi. Cukup dengan diberi pengananan seefisien dan seefektif mungkin agar hernia dapat segera diobati dan ditangani seperti pasien menggunakan penyangga atau korset untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
 
BAB V
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
                  Hernia adalah penonjolan viskus atau sebagian dari viskus melalui celah yang abnormal pada selubunngnya.
-          Umumnya tidak menyebabkan nyeri.
-          Tidak nyaman
-          Terhambatnya aliran darah ke daerah yang mengalami inkarserasi.
-          Jaringan penyangga usus melemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar